Translate

Showing posts with label Esai. Show all posts
Showing posts with label Esai. Show all posts

Sunday, May 17, 2015

DEKONTRUKSI DAN TUHAN

DEKONTRUKSI DAN TUHAN
Mysterium Tremendum Et Fascinas(misteri yang membekau dan menggetarkan) begitulah ungakapan “Derrida”

Saat Derrida diamabang teologis, dia berbicara tentang  “mencari” dan “memberi”. Apa respon yang tepat bagi anugrah ?, kepada siapa kita harus memberi?.  Lalu dia menulis tentang  “Mysterium Tremendum Et Fascinas “ tersebut. ia memberikan pandangan pada teolog yang masih punya rasa iman tentang misteri yang menggetarkan dan menggerakkan.
Walaupun disisi lain Derrida juga pernah mengatakan “ aku tepatnya  dianggap ateis”, tapi kami masih menaruh kecurigaan pada dia apakah pernyataan itu tepat ataukah hanya unggkapan dia semata melihat realitas ummat beragama yang semakin semberawut. Yang semakin tidak jelas mana orang yang beragama dan tidak.
Dalam Faith and knowledge.  Derrida menelusuri  tema agama, kurban, doa, dan pengampunan. Agama dalam pandangan dia banyak mempunayai pengaruh, perjuangan, kekuasaan, dan permainan penuh makna. Pertanyaan dia apakah iman penuh sederhana?  Ia mengahiri pertanyaannya apakah ada pengampunan setelah Holocaust?  “ korban tetap saja korban. Apakah iman dapat berarti di hadapan kekejaman? , ia sendiri  memebiarkan kemungkianan adanya allah. Tapi tidaka ada super bahasa yang mampu berbicara pada kita tentang allah, atau yang di dalamnya kita meneriama pesan allah: hanya bahasa kita cukupkah itu?
Dekontruksi Sang Messias
Selanjutnya

Wednesday, March 19, 2014

Wajah Islam dimata Barat

OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Aqidah dan Filsafat
Wajah Islam dimata Barat
Tema ini menurut saya sangat unik, juga menjadi tema umum bagi kami sehingga tema ini akan menumbuhkan pelbagai interpretasi. karena kalau kita lihat dari tema ini tentunya akan mengupas sekumpulan sejarah yang tumbuh dalam dunia Islam pra-Islam maupun pasca-Islam, atau bahkan Islam itu dilihat dari sudut pandang pemikir barat.
Tetapi yang jelas dalam tema ini, sebenarnya saya akan melihat sejarah study barat dalam dunia Islam. Dan study dalam Islam ini lebih spesifikasi lagi dilihat dari sudut pandang barat, permulaan kajian ini bermula pada abad ke-9 di Irak. Dan fokus bahsan ini sebenarnya akan melihat setudy barat bukan melihat Islam dari Islam itu sendiri (tidak menggunakan pola pandang timur).
Sejarah telah mencatat, bahwa permulaan teologis sebelum datangnya Islam abad ke7 orang Arab telah dikenal oleh bangsa Israel kuno, yunani dan para pater gereja  nama-nama Arab sudah termaktub dalam kitab Injil misal geshem dalam Nehemiah (6:6) ketua suku setempat telah menentang kekuasaa raja Israel di palestina. Nama Arab juga dalam kitab Talmud Zabur juga sudah pernah muncul. sejarawan Herodotus abad kelima 5 SM dia sudah mengenal dan menulis bangsa Arab
Selanjutnya

TAHAP BERMETAFISIKA PERSEFEKTIF PLOTINUS


OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Aqidah dan Filsafat

TAHAP BERMETAFISIKA MENURUT PLOTINUS
Metafisika yang ingin dikenalkan oleh Plotinus sebenarnya tidak jauh dari pemikiran ideal Plato, namun yang perlu kita pahami bersama bahwa ajaran ini sebenarnya tidak hanya bermadhab pada Plato semata, karena tidak bisa kita pungkiri bersama bahwa pemikiran ini juga terpengaruh oleh Aristotiles, Stoa, dan Phytagoras, penegetahuan Plotinus ini justru juga banyak menimba ilmu pada aliran tersebut.
Dalam pandangan Plotinus, dia melihat bahwa realitas tertinggi disebut ide tertinggi. Ide tertinggi berhadapan dengan tingkat benda pertama atau hule (madah). Kekuasaan dan kesempurnaan ada pada ide tertinggi itu, sedangkan kelemahan dan ketidak sempurnaan ada pada hule. Oleh karena itu realitas sebenarnya adalah ide tertinggi sedanagkan realitas pada tingkat hule itu tidak lebih hanya penampakan saja dari ide tertingi tersebut. Ide tertinggi itu hanya satu yaitu kebaikan semata. Paham Plotinus ini sangat terpesona oleh ide yang satu ini sehingga dia mendasarkan bahwa segala yang ada itu berasal darinya.
Dalam pemikiran Aristoteles, plotinus juga tertarik pada sebuah pandangan Aristoteles mengenai akil-makul,  forma murni yaitu zat yang ada dengan sendirinya adalah sebagai zat yang memikirkan dirinya sendiri. Dengan kata lain bahwa tuhan itu hanya memikirkan objek fikiran yang lebih utama sedangkan yang utama dari pada dzatnya tidak ada, fikiran dan obyek fikiran adalah keadaan yang utama. Oleh kerna itu tuhan tidak memngatur hal-hal yang lebih kecil, kerana hal itu lebih rendah untuk diketahuinya. Dalam hal ini Plotinus tidak setuju dengan pandangan di atas , kerena hal itu mengubah pandangan Aristoteles dari tuhan sebagai forma murni menjadi tuhan tidak berforma.
Sedangkan paham yang di ambil oleh Plotinus mengenai paham stoa yaitu mengenai konsep logos, dan dari Phytagoras adalah bahwa yang satu itu mengatasi segala wujud. Dari beberapa paham sebelumnya seorang Plotinus dapat mengambil satu pandangan bahwa realitas tertinggi itu hanyalah ide, dia  juga bisa dikatakan sebagai bapak penyatu pandangan dualisme kedalam kesatuan.
Dari seluruh konsep Metafisika Plotinus dapat dikatakan bahwa dia berkisar pada konsep kesatuan. Konsp kesatua itu bermula pada hypotesis yaitu yang esa(the higest Being, the first atau wujud al-awwal) yang esa ini kadang-kadang di sebut dengan tuhan atau kebaikan. Kemudian Nous (spirit), nous ini juga disebut sebagai kesadaran yang abadi (internal Consciousness), Nous ini tidak smpurna lagi, minimal sudah mengandung dualitas tetapi obyeknya di batasi pada bentuk-bentuk murni, adapun yang terahir adalah Soul (first soul, the world soul, nafsu al-kulliyah) yang terahir ini mengandung duna fisik.
Menurut plotinu bahwa segala wujud itu berasal dari esa. Oleh karea itu dalam realitas seluruhnya terdapat dua arah gerakan. Yaitu gerak mendaki dan menurun. Gerak menurun utuk menjelaskan ang tertinggi dengan demikian Plotinus dikenal degan teorinya “yang Esa” bahwa semua wujud adalah mata rantai yang kuat yang terkenal dengan “Kesatuan wujud”. Menurut dia bahaw wujud yang tertingi itu adalah satu yang tidak hanya melebihi alam melinkan juga melebihi pikiran. Tiap penamaan yang berasal dari gejala-gejala duniawi tidak berlaku bagi wujud tertinggi dalm arti sebenarnya.
Dari penamaan gejala-gejala duniawi kerena bahasa adalah gejala-gejala duniawi. Setidaknya ada tiga jalan untuk menarik kesimpulan tentang wujud tertinggi dengan mendasarkan atas dunia kejadian sebagai kesimpulan analogi. Jalan pertama yaitu” Equifositas” atau “ketidak samaan” , penamaan yang sama digunakan tentang keduniawian dan tentang tuhan tanpa arti sama.  Dalam hal ini harus kita pahami bersama bahwa penamaan yang sama tidak berarti wujudnya juga sama.
Namun dengan cara “ketidakjelasan” bahwa hakikat tuhan itu bukan hakikat keduniwian, melainkan suatu sifat yang lain sama sekali dengan hakikat duniawi. Dari konsep Equivositas ini dapat ditarik kesimpulan untuk menentukan sifat tuhan dengan dua jalan lain scara logika. Jalan kedua dan ketiga ini dapat digunakan untuk menentukan perbedaan antara hakikat keduniawian dan hakikat ketuhanan. Sedangkan jalan kedua dalah “via negation” (penyangkalan) dan “via emanetia” (keunggulan). Dengan via negation kita menyangkal antara kesamaan sifat tuhan an keduniawian. Dengan demikian tuhan itu ada tidak hanya ada. Melinkan lebih dari ada, kerena bersifat sumber dari segala eksistensi. Dan merupankan sumber eksistensi yang transinden dari duniawi.
Wujud tertinggi itu dinamakan dengan “yang esa” atau “yang tunggal”. Dengan pengertia bahwa “yang ganjil” dapat di hargai lebih sempurna dari pada yang genap. Hakikat tuhan yang ternsinden diartikan oleh Plotinus sebagi sesuatu yang tidak berforma. Pendanpat ini bertentangan dengan Aristoteles yang mengartikan bahwa tuhan itu sebagai forma murni. Plotinus berpendapat bahwa tuhan itu tidak dapat dianggap sebagai yang terbatas dalam pengertian angka ganjil. Dari sini perbedaan antara Plato dan Plotinus menjadi sangat jelas. Ide-ide Plato sebagai wujud tertinggi (termasuk didalmnya ide keindahan) adalah bentuk yang di cita-citkan sebagai prinsip yang paling sendiri dan terbatas.
Lain halnya dengan Plotinus cita-cita estetika Plato diganti dengan cita-cita mistik. Sifat keduniawian tidak di konsentrasikan seperti ide Plato. Batasnya juga tidak di tentukan seperti dalam Plato. Meneurut penafsiran Plotinus dalam keduniwian terdapat forma-forma yang setabil bersifat ketentuan hakikat. Mengenai tuhan tidak berforma itu Plotinus memaparkan konsep Dimiurgos, (Nuos) dan jiwa alam(soul). Yang Esa yang non forma itu dan prototipe keidean terjadi tirai dan menjadi persona hypostasis. Wujud atau hakekat tertinggi itu adalah hypostasis yang kedua, adalah nous adalah bersifat kerohanian dan menjadi sifat fikiran, dan nuos itu sediri menagndung ide-ide Plato.
Menurut pandangan Plato materi menambah sesuatu kepada kenyataan, sedangkan menurut Plotinus materi mengurangi sifat keidean. Dalam proses ini bukan beraarti ingin menggambarkan bahwa pendapat Plotinus itu mirip dengan pemikiran aristoteles yang mengatakan bahwa martabat wujud itu permulaanya manakala bagian formanya (suroh) semakin besar sdangkan hulenya (madah) semakin kecil. Dengan kata lain hule mengurangi bobot kemuliaan forma untuk sampai pada forma murni. Disinilah plotius menampakkan ambivalensi bahwa alam duniawi yang tidak sempurna dalam sebagian bersar sifat-sifatnya dapat ada di samping eksistensi surga yang dalam keideaan dan keyataannya tersusun rapi dalam suasana nous. Dan soul atau jiwa dunia selaku martabat yang paling rendah  dalam seluruh martabat wujud  atau hirarki wujud adalah hypostasis yang paling kurang kesempurnaannya dan sumber kejahatan sebab ia sudah jauh dari titik  referensi.   
Dapat diambil sebuah kesimpulan oleh penulis bahwa, cara pandang Plotinus dalam realitas mengenai gejala-gejala mengenai kesatuan “yang Esa” mengenai dunia itu menggunakan tiga cara seperti yang telah di sebut di atas yaitu: pertam Equifositas” atau “ketidak samaan, kedua dalah “via negation” (penyangkalan) dan “via emanetia” (keunggulan). Bahwa mengenai Dari seluruh konsep Metafisika Plotinus dapat dikatakan bahwa dia berkisar pada konsep kesatuan. Konsep kesatua itu bermula pada hypotesis yaitu yang esa (the highest Being, the first atau wujud al-awwal) yang esa ini kadang-kadang di sebut dengan tuhan atau kebaikan. Kemudian Nous (spirit), nous ini juga disebut sebagai kesadaran yang abadi (internal Consciousness).

Selanjutnya

Thursday, December 5, 2013

Negara Setengah Asu

Negara Setengah Asu
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf
FA(Filsafat Agama) begitulah kira-kira nama jurusan aku sekarang yang sebelumnya di kenal dengan AF (Aqidah Filsafat) ketidak jelasan prodi di tambah lagi dengan sistem pelajaran yang harus berubah,  membuat aku semakin tidak perca dengan pendidikan di Negeri ini. Mungkin saja aku sudah terjebak di negeri yang salah aku hidup di tengah kekerisisn para pejabat yang gila dengan kekuasaan dan gila dengan politik yang hanya bisa mendapatkan ang. Idealisme telah mereka tukar dengan kapitalisme yang ujung-ujungnya berorientasi pada uang.  
Kerisis  idealisme berdampak pada kebijakan yang menurut saya membuat pendidikan semakin carut-marut dan acak-acakan.Disamping perubahan jurusan telah mengaubah cara pandang dan corak pemikiran. hal ini mengakibatkan akan terlambatnya sistem KTSP. Dan tiadak jarang materi yang sebulumya menjdi materi wjib yang telah aku ambil ahirnya di hapus diganti dengan mata kuliah yang lain. Hal itu di sebabkan perubahan nam jurusan, yang implikasinya sangat besar. Yang embuat saya sangat kecewa kame harus menghapus materi yang telah aku ambil ahirnya di hpus dan di ganti di sesuaikan dg sistem yang telah menjadi keputusan mentri pendidikan di tiap prodi.
Bila aku mulai sedikit  mengenai pendidikan, ternyata pendidikan ini sudah menjadi candu, sistem pelajaran di negra ini  hanya menjadi proyek para Asu pendidik. Membuat mahasiswa menjadi semakin pinlan .
Entah arah pendidikan ini mau di bawa kemana namun yang jelas pendidikan di indonesia sampai hari ini belum punya jatidiri yang jelas sehingga negera kita jadi negara Asu yang ahanya biasa mengaung berargumen tanpa retorika yang jelas. Bukankah kita sering mendengar bahwa tujuan pendidika itu adalah untuk memanusiakan manusia. Tapi nyatanya samapai ahari ini manusia masih belum seutuh menjadi manusia kerena bagansa ini mendi negera yang bisanya hanya mengikor dan tidak punya jati diri.
Sistem pendidikan yang sudah seperti ini masih dapat pembenaran dari alih-alih kuasa Asu. Yang selalu menganggap dirinya menjadi elemin yang paling benar dan oknumya tidak pernah salah. Begitulah  mereka menganggap pendidikan yang mereka jalankan hari ini.

Hari ini bangsa indonesia telah berhasil menciptakan prodak manusia yang gagal. Menciptakan manusia yang tidak punya daya tawar. Kerena betapa malunya kita sebagai negra yag berkembang dan pendidiknya masih tak ubahnya dengan asu.   
Selanjutnya

Tuesday, November 26, 2013

Refleksi kebangkitan Islam Indonesia


Refleksi kebangkitan Islam Indonesia
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf


Tulisan ini berkar dari tema diskusi dan kegelishan kawan-kawan di KomunItas mata pena,diskusi ini adalah meRupakan diskusi rutin yang kami lakukan di Kmonitas mata pena, Perum Dukuh Asri Bantul Yogya Karta tanggal 09 November 2013.
Seperti biasa semua peserta  Dalam permasalahan tersebut di wajibkan menulis hasil diskusi. Kegiatan diskusi tersebut  berlangung  sekitar jam 19.30-13.40 WIB.
Tulisan ini adalah merupakan tulisan yang sempat kami kirim kemedia tapi belum dapat respon dan dipublikasikan oleh media.
Katika kami mulai meneilik sejrah ternyata Sudah lebih dari seperempat abad kebangkitan Islam, namun tema ini tetap tidak jadi tema yang usang untuk dibicarakan. Islam sebagi Agama rohmatan lil-alamin sangat menarik perhatian para Analisis dan Aktivis dari pelbagai disiplin ilmu untuk mereka diskusikan dan perdebatkan.
Selanjutnya

Tuesday, June 25, 2013

Anomali

Anomali
Oleh M. Adi
Bantul Yogyakarat 26 juni 2013
Keitidak nyamanan dalam berakulturasi dengan suabuah lingkungan, sudah menjadi sebuah kenyataan dalam hidup. Tapi terkadang hidup itu selalu memaksa kita untuk bisa menyesuaikan diri. Walaupun sebenarnya hati kita menulak kita akan selau dipaksa untuk bisa beradabtasi. Ketidaksesuaian dengan suatu kenyamanan di sekitar tersebut adalah sejenis penyakit denga tingkat virus yang sulit diukur menggunakan skala apa pun. Tingkat kesamaan bukan hanya sebagai ukuran; identitas terluar di tengah kerumunan banyak hal: waktu, tempat, dan bermacam aktivitas. Lebih dari itu, bentuk yang utama adalah pertahanan aktualisasi diri: siapakah diri kita?
Selanjutnya

Monday, April 1, 2013

Mncintai Sebuah Perbedaan

Kehidupan Ini Mustahil Berjalan Tanpa Adanya Sebuah Perbedaan
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsafa
Sering kita melewatkan Peristiwa penting dalam kehidupan ini. Terkadang kita merasa sudah terbiasa dengan semua apa yang telah terjadi dalam kehidupan kita. Bahkan kadang kita melupakan apa yang baru saja kita lakukan dan apa yang terjadi dalm hidup ini semuanya dibiarkan berlalu begitu saja. Sedangkan kalau kita amati peristiwa yang terjadi dalam hidup ini penuh degan keberagaman, begitu pula cara orang mempertahankan hidupnya di dunia ini, mereka mempertahankan keberalangsungan hidupnya dengan cara yang beragam pula, ada yang menjual Roti ada pula yang menjual  Bakso,tukakang becak ada tukang Salaes, ada Guru, Dosen dll mereka semua mempertahankan keberlangsungan hidupnya dengan cara yang berbeda dan kapsitas yang meraka miliki berbeda pula, sehingga hasil yang mereka peroleh berbeda pula.
Hal itu, menggambarkan betapa agungnya tuhan menciptakan kemampuan manusia yang berbeda sehingga semua kehidupan dalam dunia ini berjalan dengan teratur. perjalanan dari UIN-SUKA (Uneversitas Sunan Kalijaga Yogyakarata) menuju KOMUNITAS MATA PENA Kota Bantul yogyakarta membuat mataku terbelalak melihat periswtiwa yang ada di dunia ini.
Membawa aku tuk sejenak berpikir bagaimana kalau seandainya tuhan menciptakan kemampuan manusia dangan kemampuan yang sama. Niscaya dunia ini penuh dengan keributan karena semua orang akan beretengkar dan saling tikam-menikam untuk menjadi yang terbaik dalam satu bidang yang di ciptakan oleh tuhan
Jika perbedaan dalam dunia ini tidak ada. dalam bayangan saya kehidupan di muka bumi ini tidak akan peranah ada dan berajalan seperti yang kita rasakan sekarang. Tidak boleh kita pungkiri kalau seandainya manusia yang ada itu sama lalu siapa yang akan membedakan antara aku kamu, engkau dan kalian.
Namun dewasa  ini gambaran yang ada dalam pikiran saya, bahkan dalam pikiran anda sekalian yang mengaku dirinya mau menegakkan sebuah kebenaran mereka selalu menyalahkan orang yang berbeda pandangan yang berbeda pemikiran sering kali di anggap kafir. Da di kecam masuk neraka bahkan halal darahnya untuk kita bunuh.
Lalu jika pandangan demikian yang terjadi sebenarnya siapa yang kafir, siapa yang harus di masukkan kedalam neraka. Siapa yang benar dan siapa y ang bersalah tentunya mereka menjawab saya yang benar dan mereka yang salah saya kira semua golongan akan menganggap dirinya benar dan cenderung menyalahkan yang lain.
Tapi pemikiran saya semakin  ketika mereka kurang menghargai sebuah adanya perbedaan kenapa mereka tidak menciptakan keteraturan dalam hidup ini mengapa mereka tidak pernah melihat bahwa diriny lahir kedunia telah dilahirakan degan sebuah perbedaan, beda dari ayahnya beda dari ibunya bahkan terkadang tidak ada kesamaan sama sekali dengan orang tua yang melahirkan mereka.Tapi kenapa mereka tidak menghargai sebuah perbedaan. Tapi mereka malah menghalalkan adanya sebuah pembunuhan ketika tidak sepaham degan mereka.
Paham yang demikina heamt saya kurang benar dan sangat membahayakan terhadap keberlangsungan ummat manusia yang tentram dan damai. Mereka telah mengundang keresahan dari semuan elemin kehidupan di muka bumi. 
Selanjutnya

Saturday, March 16, 2013

Sepercik Pencerahan dibalik Hujan


Sepercik Pencerahan dibalik Hujan
Dinding  jam menunjukkan 12.30 WIB. Hujan terus mengguyur kota Yogyakarta, sementara Nenek tua pemulung  sampah yang sekitar paruh baya itu terus menyusuri guyuran Hujan, memilih puing-puing sampah dan kaleng plastik untuk  dia  kumpulkan,  dia terus berjalan mendaki jalan untuk sekedar mencari sebuah bekas kaleng di tempat sampah.
Sementara kelompok pemuda ngumpul di tempat ngopi Tepatnya di Belandongan (Tempat ngopi yang ada disebelah Selatan Rel Kereta). Pemuda yang ada disana tertawa ria bercanda dengan teman-temannya .
Namun Nenek tua itu,  terus berjalan di tengah derasnya guyuran hujan. jalannya sudah membungkuk, menandakan ketidak sanggupanya memikul berat beban sampah yang sedang dia letakkan di pinggulnya, jalannya sudah membungkuk.  Seakan dia letih mejalani beban hidup yang dia derita. Dia seakan tidak bisa menanggung lara yang sedang disandangnya.
Beban yang dibawanya membuat jalannya tertatih-tatih. Sedangkan sekelompok pemuda itu tetap setia menemani Kopi hangat dan sebatang rokok yang membuat suasan kelompok mereka. Semakin lama semakin hangat saja menikmati kopi dan sebatang rokok yang dia nyalakan meniupkan asap yang membuat tempat mereka penuh dengan asap rokok yang sedang mereka nik mati.
Sementara si Nenek tua itu.  Tetap bersemangat mencari bekas barang  yang ada di tumpukan sampah.  Dia sabar dalam  menyisir tumpukan sampah yang seaakan mulai mengunung. Sampai se-sekali dia memasukkan kaleng Air Aqua yang berukuran 1 liter kedalam kantong yang ada di punggungya.
Membuat dia semakin sulit untuk mejalankan kakinya, berselang kemudian seorang pengamin paruh baya datang juga ketempat pemuda ngopi.  Pengamin itu memainkan gitar yang sedang dia bawanya. Setelah  dia memainkan gitar dan melantunkan lagu dia menyulurkan tangannya untuk meminta dan mengumpulkan uang recehan yang diberikan oleh pemuda yang sedang  ngopi.
Sementara pakaian yang dia pakai sudah basah kuyup. Dan hujan semakin deras mengguyur tubuhnya. Desiran angin yang ada diluar sana semakin dingin ikut menghempas tubuh. pengamin tersebut terlihat menggigil kedinginan akibat guyuran air hujan yang sedang membasahinya.
Gitar yang dibawanya juga ikut basah, tapi dia tetap sabar memainkan musik, sambil se-sekali dia mengusap air hujan yang mengenai mukanya. Dia seakan tidak kenal lelah untuk mendapatkan sedikit uang dari orang  yang  murah hati memberikannya uang. Dia harus bisa mengumpulkan uang recehan untuk mendaptkan sesuap nasi.
Menurut  saya ketiga contoh ditas  tersebut adalah merupakan kejadian yang dapat menginspirasi kita, dapat membuat kita berpikir batapa orang diluar sana sedang semangat dalam menjalani hidup. Sementara yang muda seperti kita hanya dapat berkelana dalam sebuah kenikmatan hidup. Kita hanya dapat bersenag-senang dalam menjalani hidup.
Hujan yang turun hari ini sungguh memberikan semangat baru dalam hidup saya. memberikan sepercik pencerahan. Menuntut kita sebagai pemuda untuk bisa Memanfaatkan sebaik mungkin masa muda yang kita miliki. Dan kita dituntut untuk bisa memaksimalkan apa yang bisa kita lakukan. Mengajarkan kita untuk tidak terjebak pada sebuah kesenangan saja.


OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsafat
Selanjutnya