Translate

Saturday, March 16, 2013

Sepercik Pencerahan dibalik Hujan


Sepercik Pencerahan dibalik Hujan
Dinding  jam menunjukkan 12.30 WIB. Hujan terus mengguyur kota Yogyakarta, sementara Nenek tua pemulung  sampah yang sekitar paruh baya itu terus menyusuri guyuran Hujan, memilih puing-puing sampah dan kaleng plastik untuk  dia  kumpulkan,  dia terus berjalan mendaki jalan untuk sekedar mencari sebuah bekas kaleng di tempat sampah.
Sementara kelompok pemuda ngumpul di tempat ngopi Tepatnya di Belandongan (Tempat ngopi yang ada disebelah Selatan Rel Kereta). Pemuda yang ada disana tertawa ria bercanda dengan teman-temannya .
Namun Nenek tua itu,  terus berjalan di tengah derasnya guyuran hujan. jalannya sudah membungkuk, menandakan ketidak sanggupanya memikul berat beban sampah yang sedang dia letakkan di pinggulnya, jalannya sudah membungkuk.  Seakan dia letih mejalani beban hidup yang dia derita. Dia seakan tidak bisa menanggung lara yang sedang disandangnya.
Beban yang dibawanya membuat jalannya tertatih-tatih. Sedangkan sekelompok pemuda itu tetap setia menemani Kopi hangat dan sebatang rokok yang membuat suasan kelompok mereka. Semakin lama semakin hangat saja menikmati kopi dan sebatang rokok yang dia nyalakan meniupkan asap yang membuat tempat mereka penuh dengan asap rokok yang sedang mereka nik mati.
Sementara si Nenek tua itu.  Tetap bersemangat mencari bekas barang  yang ada di tumpukan sampah.  Dia sabar dalam  menyisir tumpukan sampah yang seaakan mulai mengunung. Sampai se-sekali dia memasukkan kaleng Air Aqua yang berukuran 1 liter kedalam kantong yang ada di punggungya.
Membuat dia semakin sulit untuk mejalankan kakinya, berselang kemudian seorang pengamin paruh baya datang juga ketempat pemuda ngopi.  Pengamin itu memainkan gitar yang sedang dia bawanya. Setelah  dia memainkan gitar dan melantunkan lagu dia menyulurkan tangannya untuk meminta dan mengumpulkan uang recehan yang diberikan oleh pemuda yang sedang  ngopi.
Sementara pakaian yang dia pakai sudah basah kuyup. Dan hujan semakin deras mengguyur tubuhnya. Desiran angin yang ada diluar sana semakin dingin ikut menghempas tubuh. pengamin tersebut terlihat menggigil kedinginan akibat guyuran air hujan yang sedang membasahinya.
Gitar yang dibawanya juga ikut basah, tapi dia tetap sabar memainkan musik, sambil se-sekali dia mengusap air hujan yang mengenai mukanya. Dia seakan tidak kenal lelah untuk mendapatkan sedikit uang dari orang  yang  murah hati memberikannya uang. Dia harus bisa mengumpulkan uang recehan untuk mendaptkan sesuap nasi.
Menurut  saya ketiga contoh ditas  tersebut adalah merupakan kejadian yang dapat menginspirasi kita, dapat membuat kita berpikir batapa orang diluar sana sedang semangat dalam menjalani hidup. Sementara yang muda seperti kita hanya dapat berkelana dalam sebuah kenikmatan hidup. Kita hanya dapat bersenag-senang dalam menjalani hidup.
Hujan yang turun hari ini sungguh memberikan semangat baru dalam hidup saya. memberikan sepercik pencerahan. Menuntut kita sebagai pemuda untuk bisa Memanfaatkan sebaik mungkin masa muda yang kita miliki. Dan kita dituntut untuk bisa memaksimalkan apa yang bisa kita lakukan. Mengajarkan kita untuk tidak terjebak pada sebuah kesenangan saja.


OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsafat
Load disqus comments

0 komentar