Translate

Sunday, May 17, 2015

DEKONTRUKSI DAN TUHAN

DEKONTRUKSI DAN TUHAN
Mysterium Tremendum Et Fascinas(misteri yang membekau dan menggetarkan) begitulah ungakapan “Derrida”

Saat Derrida diamabang teologis, dia berbicara tentang  “mencari” dan “memberi”. Apa respon yang tepat bagi anugrah ?, kepada siapa kita harus memberi?.  Lalu dia menulis tentang  “Mysterium Tremendum Et Fascinas “ tersebut. ia memberikan pandangan pada teolog yang masih punya rasa iman tentang misteri yang menggetarkan dan menggerakkan.
Walaupun disisi lain Derrida juga pernah mengatakan “ aku tepatnya  dianggap ateis”, tapi kami masih menaruh kecurigaan pada dia apakah pernyataan itu tepat ataukah hanya unggkapan dia semata melihat realitas ummat beragama yang semakin semberawut. Yang semakin tidak jelas mana orang yang beragama dan tidak.
Dalam Faith and knowledge.  Derrida menelusuri  tema agama, kurban, doa, dan pengampunan. Agama dalam pandangan dia banyak mempunayai pengaruh, perjuangan, kekuasaan, dan permainan penuh makna. Pertanyaan dia apakah iman penuh sederhana?  Ia mengahiri pertanyaannya apakah ada pengampunan setelah Holocaust?  “ korban tetap saja korban. Apakah iman dapat berarti di hadapan kekejaman? , ia sendiri  memebiarkan kemungkianan adanya allah. Tapi tidaka ada super bahasa yang mampu berbicara pada kita tentang allah, atau yang di dalamnya kita meneriama pesan allah: hanya bahasa kita cukupkah itu?
Dekontruksi Sang Messias

Derrida berbicara tentang Messias . seorang penyelamat dan pembebas yang akan datang. “Massias” adalah yang lain, tak tergapai, cinta akan keadilan;  kalau figur aktual tersebut menjelama dalam daging, klaimnya akan terjadi malapetaka, karena ia akan menutup struktur waktu dan sejarah, menghilangkan harapan , keinginan, dan penantian. Tidaka akan ada lagi masa depan, atau mesteri sesuatu yang menarik. Ihwal kalau kita berbicara tentang Messias yang akan datang, atau kerajaan allah  (misalnya, Yes  11:6-9)
Kalau juru penyelamat itu telah menjelama jadi sosok manusia dan kehidupan ini berjalan dengan sangat damai. Akankah kehudpan ini akan menraik seperti ini, jiaka manusia telah memenuhi semua kewajiban mereka, dan struktur alam sudah berjalan  setebil. Akankah ada semangat hidup?. Hal ihwal demikian sudah sempat di bicarakan oleh Derrida.
Gambaran yang paparkan oleh dia sudah menggambarkan apada kita kalau kehidupan ini akan lebih bermakana kalau semangat agama itu ada dalam tiap diri manusia. Tapi bukan agama yang jadi penyebar bencana dan mencelakai sesama agamanya atau bahkan memerangi agama yang ada diluar dirinya. Kata Derrida kalau seperti itu lebih baik dianggap tidak beragama kalau kita beragama hanya menebarkan perpecahan dan kehancuran.


Oleh. M. Adi sang pecinta sunyi 
Load disqus comments

0 komentar