Translate

Wednesday, December 14, 2016

Tuhan dan Moralitas Agamawan Modern

                                                       Tuhan dan  Moralitas Agamawan
keterlibatan tuhan dalam setiap ciptaanya, dapat terlihat dalam dimensi yang dapat memungkinkan adanya suatu "Ciptaan". tuhan adalah merupakan aktulitas nontemporal yang harus kita perhitungkan dalam tahap kreatif. setiap tahap kreatif juga di tentukan oleh anteseden-antesedennya (para "pendahulu"-nya), determenasi ini meyebabkan adanya konformitas dengan suatu "keteraturan umum" (common order)



 Jadi tuhan itu, murupakan muara berlabuhnya semua aksiden dan entitas. sehingga tuhan itu mengajarkan kita tentang tatanan moral. yang benar lewat ajaranya.
 dalam dunia temporal memperlihatkan dua sisi. sisi pertama memperlihatkan adanya tatanan keteraturan dan kontras antara bentuknya yang aktualitas dan bentuk-bentuk ideal, yang mennunjukkan bahwa perubahan itu dipngaruhi oleh imanensi dari suatu entitas aktul. sisi kedua adalah manefestasi tuhan lewat ajarannya.

ada beberapa pertanyaan mendasar tentang moralitas keberagamaan manusia modern. apakah keberagammaan mereka muncul dari entitas agama ataukah tuhan sudah mulai tergadaikan degan partai politik. sehingga banyak kajahatan yang mengatas namakan agama?

sejak sosok nabi islam itu wafat sudah banyak muncul perpecahan sekte-sekte dan Arabisme yang kemudian banyak merenggut nyawa, melayang sia-sia.  itupun juga terjadi karena agama di jadikan basis massa politik.  saya melihatnya itu terjadi kerena politik kepentingan dan hanya kepentingan perut semata. tuhan dan agama jadi tumbal.

saya  baru-baru ini melihat, mereka mulai meneriakkan tuhan tapi jauh dari entitas ketuhanan. Tuhan tergadaikan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. sehingga fitnah sana-sini berhamburan kayak sampah yang berserakan.

saya masih yakin. bahkan saya msih dengan sangat jelas manatap kejadian beberapa hari yang lalu sungguhlah kekejaman atas nama agama. bagi saya  masyarakat seharusnya dapat mengambil pelajaran dari sejarah yang telah berlalu.

tak usah menebar kedengkian dan kedendaman, saya tahu nenek moyang kita adalah orang luhur dan tak seperti kita sekarang ini. mereka mendirikan bangsa ini bukan di bangun oleh agama tertentu. tapi lahir dari spirit perjuangan dan moralitas yang luhur, sehingga mampu berdiri kokoh di atas berbagai perbedaan bisa menjalin harmunisasi antar  ummat beragama. yang tak pandang  agama dan suku.

seharusnya kita punya rasa "Malu sama tuhan, agama dan pendiri negara ini yang luhur. selayaknya kita malu karena moralitas kita mencerminkan bukan orang yang beragama dan jauh dari tatanan moral. dan jauh dari sikap dari keberagamaan orang yang beragama seharusnya agama bukan di jadikan bahan untuk mengumbar fitnah dan api kedengkian. seharusnya mampu menjadi benteng ummat dan saling menjaga kerukunan.


Adi Wakil Presma UIN Sunan Kalijaga


    
Load disqus comments

0 komentar