Translate

Sunday, July 9, 2017

Zaman Sikut-sikutan

Zaman sikut-sikutan siapa yang tidak kuat dia bakanlan kesikut dan dan terpental dari arus kehidupan atau dia bisa bertahan, namun tak mampu memberikan monopoli perlawanan. ia zaman iani memanglah zaman edan

antara benar dan slah serba jadi absurd. semua bisa saja jadi mungkin atau bankan sebaliknya menjadi hal yang sangat mustahil. barang tentu kita sering dengar"siapa kuat dialah yang bisa bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. maknya kita ini disebutnya dengan makluh adaptif.

Konon nenek moyang kita dulu juga suka berpindah-pindah alias bukan menjadi manusia yang Setagnan. ingat tapi yang jelas bukan mahluk homo ia. jagan di slah artikan. jadi wajar jika dalam hidupnya mereka sering berpindah dari satu tempat, ketempat yang lain. maklum dulu mereka masih belum punya rumah untuk bernaung.

jadi ia mereka mencari gua untuk mereka berlindung dari panas dan hujan. bukan berlindung pada yang milik modal dan juragan loh... sehingga mereka bisa menjadi makluk mandiri dan tidak bergantungan. ia mereka hanya bergantung pada tuhan dan alam. sehingga mereka cinta lingkungan nah beda dengan sekrang manusia sudah pada rakus di jual sama perusahan dan pemodal.

sementara itu seudah jelas akan menacam ekosistem kehidupan dan bumi ini jati rentan musibah melanda. rentan pertikaian juga rentan rebut jabatan. eh salah yang benar rentang lonsong banjir yang itu jadi langganan kita setiap musim hijan datang. kenapa hal itu terjadai ia wajar kerena ekosistem sudah tidak setabil Juga baca tulisan saya di Harkatnews.com
Load disqus comments

0 komentar