Translate

Friday, May 24, 2013

Hancurkan saja


Hancurkan saja
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf


Ingin aku bajak heningnya malam ini
Agar riuh memecah ketenangan
Manusia yang nestapa ini heran
Baiar guntur suramu dapat berteriak jangan
Jagan kau bumbuhi malam ini dengan ketenangan hampa
Pecahkan saja
Pecahkan saja dengan guntur suramu
Jangan kamu hanya termangu
Melihat  keedanan negra ini
Hancurkan saja
Hancurkan saja para robot negara yang hanya menganga itu
Yang tak siap mengantarakan negeri ini pada gerbang kedamaian
Hancurkan saja
Yogyakarta 09-04-2013
Selanjutnya

Purnama malam ini luka


Purnama malam ini luka
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf


Luka yang terlukis di wajahmu penuh dengan bercak darah
Ingin aku tumpahakan langit, biara langit itu berhenti memancarkan cahaya,
Kerana lukisan pilu itu masih membekas di atap langit tak bernyawa
Nyawa yang sempat aku tanam itu akan menjadi saksi bercak darah di malam ini
Perselingkuhan malam purnama yang penuh dengan derai air mata,
Air mata yang menites di wajahmu itu adalah luka
Neraka yang aku ciptakan untuk diriku, seindah surga yang telah aku ciptakan
Tapi paruh dan gumam malam purnama ini sungguh tidak sempurna
Sesempurna malam yang telah aku lukiskan bersama bercak darah di malam purnama ini
aku sadar malam ini tak seindah purnama
perselingkuhan purnama itu telah melahirkan luka 
Selanjutnya

Thursday, May 23, 2013

KITAB HADIST NON INDUK


KITAB HADIST NON INDUK
(Al-Hakim Dan Ibnu Hibban)
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Pengantar
Kita telah ketahui bersama bahwa Kodifikasi hadis telah dimulai pada akhir abad pertama hijrah terutama oleh Ibnu syihab al-Zhuhri ( 124 H/742 M), Namun usaha kodifikasi hadis baru sangat gencar dilakukan oleh ulama hadis pada abad ke-2 dan ke-3 Hijrah. Pada abad kedua kitab hadis paling populer adalah kitab al-Muwaththa` susunan Imam Malik ibn Anas (179 H/795 M), Kemudian pada abad ke-3 H, kodifikasi hadis mengalami masa puncaknya, Pada masa ini bermunculan sejumlah ulama hadis terkenal sebagai penyusun kitab hadis, Walaupun abad ke-3 ini merupakan puncak penyusunan kitab hadis sehingga kita kenal dengan sebutan kutub al-sittah, namun ternyata kitab-kitab hadis itu terutama kutub al-sittah belum dapat menampung, merangkum dan menampilkan semua hadis Nabi baik kuantitas maupun kualitasnya.[1]Salah seorang pakar hadis yang menarik pada abad ke-4 H ini adalah al-Hakim al-Naysaburi dengan karya monumentalnya al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain dan juga karangan ibnu hibban yaitu as-Sahih Ibnu Hibban  karena kontroversi sekitar dirinya baik pada sosok pribadinya, metodenya maupun pada kitab hadis yang disusunnya,
Selanjutnya

BIOGRAFI DAN SEJARAH KEHIDUPAN (Bukhari, Muslim,Tirmidzi,Nasai’)



BIOGRAFI DAN SEJARAH KEHIDUPAN
(Bukhari, Muslim,Tirmidzi,Nasai’)
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang masalah
Salah satu usaha kita semua mengetahui sejarah hidup , dan perjalanan seorang perawi  dalam mendalami ilmu hadist  adalah dengan kita belajar biografi dan mengetahui segala perjalanan hidupnya di dalam belajar , menghafal, dan menulis hadist . Dalam realita kehidupan saat ini. Kebanyakan orang yang belajar hadist hanya mengetahui hadist-hadist yang di riwayatkan oleh para perowi aja. Akan tetapi hanya sebagian orang yang menegetahui sejarah perjalanan dan biografi para perawi. Maka sangat di butuhkannya kita belajar biografi dan perjalanan hidupnya para perawi.  
Selanjutnya

EMPIRISME


EMPIRISME
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsafa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Empirisme adalah mrupakan aliran filsafat yang mencoba mengkeritk aliran rasionalisme. Filsafat Yunani klasik merupakan permulaan dari pemikiran filsafat atau pembahasan filsafat secara spekulatif rasional dan irrasional dogmatis. Filsafat Yunani klasik merupakan contoh ilustrasi pemikiran dan pembahasan masalah filsafat secara sistematis dan lengkap dan berlaku sampai sekarang[1].Berbagai pemikiran tentang filsafat mengalami kemajuan pada masa Renaissance. Memasuki abad ke-17 beberapa filosuf mencapai penyempurnaan dan kedewasaan pemikiran. Pengaruhnya sangat besar bagi pemikiran-pemikiran filsafat pada masa berikutnya.
Adapun aliran empirisme berpendapat bahwa empirik atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan baik pengalaman yang batiniyah maupun yang lahiriayah. Akal bukan menjadi sumber pengetahuan, akan tetapi akal mendapatkan tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman.Semula aliran ini seperti masih menganut semacam realisme yang naif yang menganggap bahwa pengenalan yang diperoleh melalui pengalaman tanpa penyelidikan lebih lanjut telah memiliki nilai yang obyektif. Akan tetapi kemudian nilai pengenalan yang diperoleh memalui pegalaman itu sendiri dijadikan sasaran atau obyek penelitaian. Aliran ini muncul di Inggris pada awalnya dipelopori Francis Bacon (1531-1626). Pada perkebangannya dilanjutkan oleh tokoh-tokoh pasca Descartes seperti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), Berkeley (1685-1753), dan yang terpenting adalah David Hume (1711-1776).[2]
Selanjutnya