Translate

Thursday, May 23, 2013

BIOGRAFI DAN SEJARAH KEHIDUPAN (Bukhari, Muslim,Tirmidzi,Nasai’)



BIOGRAFI DAN SEJARAH KEHIDUPAN
(Bukhari, Muslim,Tirmidzi,Nasai’)
OLEH: M.ADI
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas Usuluddin Agidah dan Filsaf
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang masalah
Salah satu usaha kita semua mengetahui sejarah hidup , dan perjalanan seorang perawi  dalam mendalami ilmu hadist  adalah dengan kita belajar biografi dan mengetahui segala perjalanan hidupnya di dalam belajar , menghafal, dan menulis hadist . Dalam realita kehidupan saat ini. Kebanyakan orang yang belajar hadist hanya mengetahui hadist-hadist yang di riwayatkan oleh para perowi aja. Akan tetapi hanya sebagian orang yang menegetahui sejarah perjalanan dan biografi para perawi. Maka sangat di butuhkannya kita belajar biografi dan perjalanan hidupnya para perawi.  
Maka dari itu, penulis akan menjelaskan kepada pembaca dengan apa yang telah penulis peroleh dari berbagai buku yang penulis baca. Sehingga menjadikan pengetahuan baru bagi teman-teman sekalian. Dan akhirnya teman-teman bisa paham .
B.     Rumusan masalah
            Dari latar belakang yang telah penulis jelaskan . penulis mempunyai rumusan masalah yang mempermudah bagi penulis untuk membahasnya dalam makalah ini. Dengan rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Seperti apakah biografi  perawi (bukhari, muslim, tirmidzi, dan nasai) itu?
b.      Bagaimana sejarah perjalannya?
C.     Tujuan penulisan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.       Menjelaskan  secara mendalam biografi imam bukhari, muslim, tirmidzi, dan nasa’i.
b.      Menjelaskan sejarah perjalanan imam yang saya jelaskan di atas.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Imam Bukhari
Imam Bukhari nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqirah al-Ja’fi bin Bardizbah Al-Bukhari. Ia di lahirkan bulan Syawal 194 H di negeri Bukhara, Usbakistan Asia tengah sehingga beliau lebih dikenal dengan nama al-Bukhari. [1]Ia sangat alim di bidang Hadist.
Sewaktu kecil Al Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu beliau bermimpi melihat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam yang mengatakan, “Hai Fulanah (yang beliau maksud adalah ibu Al Imam Al Bukhari, pent), sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau berdoa”. Ternyata pada pagi harinya sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.
Bukhari adalah Imam yang didik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab ats-Tsiqat, ibnu Hiban menulis  bahawa ayah Bukhari dikenal dengan orang yang wara’ dalam arti ayah beliau sangat berhati-hati terhdap barang yang subhat(ragu-ragu) hukumnya. Terlebih brang yang sduah jelas haram. Ia seorang ulam’ yang bermazhab Maliki dan murid dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fiqih. Ia wafat ketika Bukhari masih kecil.
Ketika berusia sepuluh tahun, Al Imam Al Bukhari mulai menuntut ilmu, beliau melakukan pengembaraan ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Mesir, dan Syam[2].Imam Bukhari berguru pada Syekh ad-Dakhili. Ulama ahli Hadist yang mashur di Bukhara. Pada usia 16 thn  ia mengun jungi kota suci terutama mekkah dan madinah untuk mengikuti kuliah dari para guru besar Hadist. Pada usia 18 thn dia sudah hafal karya mubarak dan Waki’ bin Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh ishaq, ia menghimpun Hadist-Hadist shahih dalam satu kitab, dari satu juta Hadist yang diriwayatkan 80,000 Rowi disaring menjadi 7,275 Hadist.
Untuk  mengumpulkan dan menyelesaikan Hadist Sahih, bukahri  menghabiskan waktu selama 16 thn untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para rowi hadst. Mengumpulkan dan menyeleksi hadisnya[3].  Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain  Basrah, Mesir, Hijaz(Mekkah,Mdinah),kufah baqdad sampai asia barat.
Dalam meneliti menyeleksi dan berdiskusi bukahri sangat sopan di antara guru yang termasuk guru Imam Bukahri aldalah Ali-bin al-Madani, Ahmad binHambal, Yahya bin Ma’in, Makki bin Ibrahim al-Bakhi, dan Muhammad bin Yusuf al-Baikandhi. Disamping itu juga banyak pula ahli Hadist yang  berguru kepadanya seperati Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibnu Nazr,  dan Imam Muslim. Kepada para muridnya dia pernah berpesan “kepda para rowi yang sudah jelas kebohonganya, para ulama perlu dipertimbngkan,  pakah dia kan meninggalkannya ataukah berdiam diri saja” sedangkan kepada rowi yang Hadistnya tidak jelas  dia menytakan Hadistya “ di ingkari saja”. Dia berkta saya meninggalkan 10,000 Hadist yang di riwayatkan oleh rowi yang masih di pertimbangkan. Dan meniggalakn Hadist yang sama banyaknya atah bhkan lebih dari rowi yang tidak jelas Hadistnya.[4]
Imam Bukhari merupana ulama Hadist yang banyak karyanya sebagian sudah musnah dan sebagian pula masih ada di tengah-tengahkita sperti: Sahih Bukhari, al-Adab al-Mufrad, adh-Dhuafa ash-Shqhir, at- Tarikh as- Shaghir, at- Tharikh al- Aushat. At- thrikh al- Kabir, at-Tafsir al-Kabir, al-Ilal, Raful yadain fi as-Salah, Birrul al-Walidain, ad-Dhuafa, al-hibah. Di anatar krya-karya tersebut yang termashur adalah al-Jami’ al-Musnad ash-Sahih al- Mukhtasar min Umur Rasul Allah was Sunanih wa Ayyamih. Jumlah ahdist dalam kitab ini adalah 9.082 buah  dan jumlah Hadist ini tidak termasuk Hadist yang mauquf[5]
Al-Imam al-Bukhari wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 H. ketika beliau mencapai usia 62 tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank, nama sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta'ala mencurahkan rahmat-Nya kepada al-Imam al-Bukhari[6]

2.      Imam Muslim
Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Imam Muslim dilahirkan di Naisabur tahun 202 H atau 817 M. Naisabur, saat ini termasuk wilayah Rusia. Dalam sejarah Islam, Naisabur dikenal dengan sebutan Maa Wara’a an Nahr, daerah-daerah yang terletak di belakang Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah.
Naisabur pernah menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan tidak kurang 150 tahun pada masa Dinasti Samanid. Tidak hanya sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan, kota Naisabur juga dikenal saat itu sebagai salah satu kota ilmu, bermukimnya ulama besar dan pusat peradaban di kawasan Asia Tengah.
Kecenderungan Imam Muslim kepada ilmu hadits tergolong luar biasa[7]. Keunggulannya dari sisi kecerdasan dan ketajaman hafalan, ia manfaatkan dengan sebaik mungkin. Di usia 10 tahun, Muslim kecil sering datang berguru pada Imam Ad Dakhili, seorang ahli hadits di kotanya. Setahun kemudian, Muslim mulai menghafal hadits dan berani mengoreksi kekeliruan gurunya ketika salah dalam periwayatan hadits. Seperti orang yang haus, kecintaanya dengan hadits menuntun Muslim bertuangalang ke berbagai tempat dan negara. Safar ke negeri lain menjadi kegiatan rutin bagi Muslim untuk mendapatkan silsilah yang benar sebuah hadits.
Imam muslim juga banyak mengarang kitab diantaranya karya-karyanya yang termashur adalah, al-Jami’ ash-Sahih atau dikenal sebagai Shahih Muslim, al-Musnad al-Kabir , al-Asmah Wal-kun,al-Ilal, al-Qaran, Sualat  Ahmad bin Hambal, al-intifa’ bi Uhubis-Siba’,Al-Muhadramain, Man laisa lahu Illa Rawin Wahid, kitab Auladish-shabah ,dan kitab auham al-Muhaddisin.
Diatara karya tersebut yang paling mashur adalah ash-Sahih, yang judul lengkapanya adalah al-Musnad ah-Shahih al- Mukhtashar  Min as-Sunan bin Naql al-Adl’an rasul allah, menurut M. Fuad  kitab ini berisi 3,033 Hadist.
Beliau wafat  pada hari Ahad sore  dan di kebumikan dikampung Nsr Abad,  salah satu daerah di luar Nisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H/5 Mei 875 M, dalam usia 55 tahun, mudah-mudhan amal bliau di terima disisi allah[8]    
3.      Imam Tirmidz
Imam at-Tirmidzi nama panggilannya adalah  Abu 'Isa, sedangkan nama aslinya Muhammad bin "isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami.Beliau dilahirkan pada tahun 209 Hijriah di desa Bugh, kemudian pindah ke kota Tirmidz* sampai akhir hidupnya, ( pada tahun 279 hijriah pada usia 70 tahun).

Imam Tirmidzi adalah salah seorang murid Imam Bukhari dan merupakan salah seorang rawinya.  Beliau belajar kepada Imam Bukhari dalam Ilmu Hadits dan Ilmu Fiqih.  Selain belajar dengan tekun, beliau pun sering berbincang dengan Imam Bukhari, adakalanya pendapat beliau tidak sejalan dengan pendapat Imam Bukhari.  Dan perbedaan pandangan ulama dalam mencari kebenaran adalah hal yang wajar, sebagaimana kerap terjadi dalam berbagai bidang.Dalam memperdalam ilmunya, Imam Tirmidzi banyak mengembara ke berbagai negeri.  Ia mengikuti berbagai tempat pengajian ilmu yang berada di Khurasan, Iraq dan Hijaz.

Imam Tirmidzi juga bnyak mengarang kitab diantaranya adalah, kitab al-ilal,kitab asma ash-shahabah kitab al-asma’ al-kuna, yang terkenal tentu saja adalh kitab ash-sunan . dalam pasal Hadist hasan telah disebutkan  bahwa susna at-Tirmidzi adalah induk Hadist hasan, dalamkitab tersebut ada empat bagian: pertama bagian yang dipastikan kesahihannya, kedua bagian yang mencapai syarat, Abu Daud dan an-Nasai’, ketiga bagian yang jelas illatnya,  keempat dalam hal yang ia terangkan dalam katanya sedinri.” Yang kutahrijkan dalam kitabku ini adalah Hadist yang telah diamalkan oleh sebagian ulama.
 Diantara keistimewaan kitab as-Sunan adalah yang di isyaratkan oleh Abdullah bin Muhammd al-Anshari dengan ucapan beliau” kitab at-Tirmidzi bagiku  lebih terang dari pada kitab al-Bukhari dan Muslim” kitab ini mernutnya bisa dicapai oleh setiap orang, baik ahli fiqih ahli Hadist atau ahli yang lainnya.
Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi,  bertukar pikiran dan mengarang  pada ahir hidupnya dia menderita kena penyakit buta, beberapa tahun lamanya dia hidup sebgai orang yang tunanetra. Dalam keadaan seprti inilah Imam Tirmidzi kemudian meninggal. Ia wafat di Tirmidzi pada malam senin 13 Rajab tahun 279 H(8 Oktober 892) dalam usia 70 tahun.
4.      Imam Nasa’i
Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman bin Syu’aib bin ali ibn Abi Bakar ibn Sinan an-Nasai, ia terkenal dengan nama  Nasa’i karena dinisbatkan dengan kota Nasa’i , salah satu kota di Khurasan. Dia lahir pada tahun 215 H. Imam Nasia menerima Hadist dari Sa’id, Ishaq bin Rahawahih dan ulama-ulama lain dari tokoh Hadist  di Khurasan, Hijaz Iarak Mesir, Syam dan Jazirah Arab, Imam Nasa’i terkenal karena ketinggian sanad Hadistnya  ia menurut sebagian ulama lebih kuat hafalanya dari Imam muslim dan kitab Sunan an-Nasa’i  lebih sedikit Hadist  Dhaifnya,  setelah Hadist Sahih Bukhari dan Shahih Muslim. Diantara gurunya Beliau adalah  Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih  al-Harist bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Daud, dan Imam Abu Isa at-Tirmidzi penyusun kitab Sunan at-Tirmidzi,
Sedangkan ulam yang pernah berguru pada iamam nasai adalah, antaralain: abu al-qasim at-tabarani (paeanrang kitab buku mu’jam)  abu ja’far at-thahawi, a-lhasn bin al-khadir as-suyuti, Muhammad bin muawiyah bin al-ahamr an-dalusi, abu naashr al-dalaby, dan abu bakar bin ahmad as-sunni, disamping itu muridnya ian adalah penyampung lidah dari kitabnya imam nasa’i yaitu sunan nasa’i[9]
Disamping itu dia juga banyak menghasilkan karya dia tara karya kitab karang imam nasa’i adalah: as-sunan  alkubra yang dikenal dengan sunan an-nasa’i, as-sunan almujtaba, kitab at-tamyiz, kitab adh-dhu’afa, khasa’is ali, musnad ali,musnad malik, mansik al-hajji dan tafsir.Buliau wafat di pad tahun 303 h/915 m di kebumikan di bait al-maqdist, pelestina,[10] 

BAB IV
KESIMPULAN
Sejarah eamng sangat perlu kita pelajari kembali karena sejrahlah yang akan memperluas dan akan memperdalam pengetahuan kita. Mereka kebanyakan lahir dari orang tua yang taat beragama. Di samping itu mereka juga memberikan sumbangsih besar terhadap terjaganya hadist dan mereka sangat tekun dalam mepelajari hadist baik dari mennghapal dan mencermatinya. karnya yang meraka hasilkan, telah membuktikan pada kita semua bahwa mereka memang sudah dapat di pertanggung jawabkan kealimanya. Dan segala yang di riwayatkan oleh mereka berdasarkan belajar tidak mengada ngada.
 Perpindahan  dari suatu negeri kegeri lain adalah bagian proses yang harus di lalui untuk belajar hadist,dan  mereka juga mempunyai semangat yang tinggi dalam rangka mempelajari ilmu keislaman. Berdiskusi, bertanya ,mencari dan berdialog dalam rangka memperkuat ilmu pengetahuan juga merupakan aktifitas mereka, tidak mudah bagi mereka jadi ulam besar, meraka telah menghabiskan masa hidupnya untuk menperdalam ilmu agama dan menyebarkan ilmu tersebut kapada murid mereka.   

Daftar Pustaka
Ash –shalih Subhi, Dr.  membhas ilmu-ilmu Hadist,  pustaka firdaus, Jakrta, 1993
Solahuddin ,M, Drs. M . Ag dan  Agus Suyadi , Lc. M, Ag. Ulumul Hadist. Pustaka setia, Bandung 2011
Tahhan Muhammad, Dr. Ulumul Hadst, ,Titian Ilahi press, Imogiri, tegalasri, yogyakarta 1997
Al-khatib muhammad ‘ajaj,2007.Usulul al-hsdist pokok-pokok ilmu hsdist, jakarta : gaya media pratama.   
    
  




[1]Ash –shalih Subhi, Dr.  membhas ilmu-ilmu Hadist,  pustaka firdaus, Jakrta, 1993. hal,348
[2] Agus solahuddin, ulumul hadist,(bandung:pustaka setia, 2008), hal.176
[3] Agus solahuddin, ulumul hadist,(bandung:pustaka setia, 2008), hal.176
[4] Solahuddin ,M, Drs. M . Ag dan  Agus Suyadi , Lc. M, Ag. Ulumul Hadist. Pustaka setia, Bandung 2011. Hal, 232
[5] Solahuddin ,M, Drs. M . Ag dan  Agus Suyadi , Lc. M, Ag. Ulumul Hadist. Pustaka setia, Bandung 2011.
Hal, 233
[6] Ash –shalih Subhi, Dr.  membhas ilmu-ilmu Hadist,  pustaka firdaus, Jakrta, 1993. hal,349
[7] . muhammad ‘ajaj al-khattab, usulul al-hadist pokok-pokok ilmu hadist,(jakarta: gaya media pratama jakarta, 2007),456
[8]Solahuddin ,M, Drs. M . Ag dan  Agus Suyadi , Lc. M, Ag. Ulumul Hadist. Pustaka setia, Bandung 2011.

Hal, 235

[9] Solahuddin ,M, Drs. M . Ag dan  Agus Suyadi , Lc. M, Ag. Ulumul Hadist. Pustaka setia, Bandung 2011.
Hal, 236
[10] Solahuddin ,M, Drs. M . Ag dan  Agus Suyadi , Lc. M, Ag. Ulumul Hadist. Pustaka setia, Bandung 2011.
Hal, 239 
Load disqus comments

0 komentar